Blogger Perlu Memiliki Visi dan Misi

Pada awalnya, ketika membaca Blog Kontes; Motivasi Menulis Untuk Blogger Indonesia, saya tidak tertarik untuk ikut serta. Bahkan ketika beberapa kali judul itu tersaring oleh google dan menempati halaman pertama, saya masih berfikiran bahwa menulis di blog bukan untuk saya.

Tegas ingin saya katakan, menulis di blog sangat bertolak belakang dengan pemikiran saya selama ini. Menulis di blog adalah pekerjaan sia-sia. Buang-buang waktu saja. Selain secara finansial tidak memberikan keuntungan secara langsung, juga timbul pertanyaan kecil dalam hati, siapa yang akan membaca blok saya? Jangan-jangan hanya saya sendiri? Kalau benar hanya dibaca sendiri, buat apa repot-repot membuat blog?

Saya bisa memberikan pernyataan di atas karena pernah memiliki blog, yang kemudian terbengkalai karena malas mengurusnya. Saya gagal mendapatkan jawaban, apa manfaat yang akan didapat dengan menjadi blogger? Saya semakin mendapatkan pembenaran, manakala berseluncur di dunia maya menemukan banyak sekali blog yang tak terurus lagi. Ada yang satu bulan, bahkan tiga tahun tidak lagi diupdate oleh si empunya.

Hingga akhirnya dalam sebuah milis yang saya ikuti ramai diskusi tentang fenomena citizen journalism atau pewarta warga. Koran-koran besar seperti Kompas, Suara Merdeka, dan Republika bahkan memberikan rubrik khusus pada mereka yang beminat di bidang citizen journalism untuk menyumbangkan karya jurnalistik mereka. Gairah untuk memberikan informasi dan berbagi pemikiran juga ditunjukkan jutaan pengguna blog, facebook, friendster, twitter maupun jaringan online lainnya.

Tidak ada bayaran atas aktivitas menulis yang mereka lakukan.

Fenomena di atas menjungkirbalikkan pendapat saya. Semangat saya semakin menjadi-jadi ketika membaca secara lebih detail tujuan lomba motivasi menulis yang diselenggarakan IndonesiaMenulis.Com. ”Memberikan motivasi kepada seluruh Blogger Indonesia agar lebih giat dan bersemangat dalam meningkatkan produktifitas menulis di blog masing-masing. Dimana hal ini sebagai bentuk nyata keikutsertaan blogger dalam memberikan sumbangsih kepada Bangsa Indonesia.”

Visi dan Misi Dalam Menulis

“Kahar: konsisten dan istiqamah cuma karena kita punya tujuan (visi dan misi) dilengkapi cinta serta hasrat yang menggebu. Setiap hari selalu ada harapan. Fesbuk ini membuat kita bisa menuliskan harapan-harapan yang ada di pikiran. Kapan kita bisa menuntaskan tujuan dan rehat total setelah perjalanan?” Tulisan ini dibuat oleh Bambang Trim, penulis lebih dari 100 judul buku. Lebih istimewanya, pesan itu secara khusus ditujukan untuk saya dalam jaringan sosial facebook. Namun, sejatinya, nasehat itu juga berlaku bagi kawan-kawan.

Ya, apapun aktivitas yang kita lakukan, jika tidak memiliki visi dan misi pasti akan terbengkalai di tengah jalan. Begitu juga ketika membuat sebuah blog. Oleh sebab itu, tidak ada kata terlambat. Segeralah mengeksplorasi potensi yang kita memiliki, lalu tetapkan niat untuk menjadikan blog kita sebagai salah satu media untuk merengkuh cita-cita.

”Kalau ingin menjadi penulis besar dan handal, jangan menulis hanya demi uang,” nasehat istri yang selalu kukenang. Nasehat itu diberikan saat puluhan naskah-naskah saya banyak yang dikembalikan oleh media, saat beberapa lomba penulisan berakhir dengan kekalahan.

Pernyataan istri mengingatkan saya kepada para Blogger. Mereka menulis dengan hati, tanpa peduli apakah akan ada yang memberikan imbalan materi atas ratusan tulisan yang telah dipostingnya. Tiba-tiba terbetik di hati, bahwa begitu mulianya peran seorang blogger. Kalau yang ditulisnya baik, maka itu menjadi amal yang mengalir tiada akhir. Tulisannya akan dibaca dan diambil manfaatnya, meski penulisnya sudah meninggal dunia.

Itulah sebabnya, saya membulatkan tekad untuk membuat, Catatan Dhimas Kahar. Sebuah blog yang saya bangun sepenuh cinta, dengan berpondasikan visi dan misi. Tidak seperti blog terdahulu, yang hanya mengikuti tren belaka.

Setelah sekian lama mencari, akhirnya saya menetapkan kalimat ”Merangkai Makna, Meretas Jalan Pembebasan” adalah visi saya dalam menulis. Dalam berkarya, saya ingin setiap tulisan saya memiliki makna ”pembebasan”. Pembebasan yang saya maksud disini adalah pembebasan dari belenggu kebodohan dan ketidaktahuan. Tulisan yang memberikan dampak positif bagi pembaca serta mencerahkan. Tulisan yang cerdas dan mencerdaskan. Setiap orang, yang membaca karya saya, haruslah bisa memetik manfaat darinya. Memberikan sumbangsih kepada Bangsa Indonesia

Maka tidak berlebihan bila kemudian saya mendeklarasikan diri sebagai Penulis/Citizen Journalism dan Praktisi Ketenagakerjaan. Itu saya tulis di bawah nama saya ketika memosting tulisan di blog. Meski sampai saat ini saya belum menerbitkan satu buah buku sekalipun, namun dengan penuh rasa percaya diri saya berani menyebut diri saya Penulis/Citizen Journalism. Faktanya saya memang sudah membuat tulisan, minimal yang saat ini sedang anda baca. Hal ini sekaligus menjadi penyemangat diri sendiri. ”Ayolah Kahar, kamu adalah penulis, jangan malas untuk menulis.”

Sedangkan Praktisi Ketenagakerjaan, ini untuk menunjukkan bidang yang selama ini saya geluti. Saat ini saya tercatat sebagai karyawan di perusahaan swasta dan pengurus salah satu Serikat Pekerja. Dengan ini, saya merasa memiliki identitas jelas, tentang siapa saya sesungguhnya.

Berjuang Melalui Tulisan

Merangkai makna, meretas jalan pembebasan.
Ini berarti saya mengharapkan setiap tulisan saya menjadi bagian dari perjuangan. Tulisan adalah sebuah cara untuk menyebarluaskan buah pikiran kepada orang banyak. Tulisan berfungsi untuk menjadi media informasi dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Tulisan juga dapat berfungsi untuk menjelaskan sebuah ide/pendapat yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat pembaca tentang sesuatu hal. Tulisan yang dikemas dengan baik dalam bahasa yang mudah dipahami, dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembacanya.

Bagi Serikat Pekerja, misalnya, dapat memanfaatkan media tulisan sebagai salah satu alat perjuangan. Dengan memanfaatkan media tulisan yang ada, serikat buruh dapat mengefektifkan pengorganisasian anggotanya, melakukan pendidikan, bahkan memobilisasi anggota. Tulisan bisa menjadi alat perjuangan yang strategis untuk melawan penindasan. Hal yang sama juga bisa dilakukan oleh organisasi, kelompok, atau komunitas manapun.

Inilah sebabnya, anjuran agar setiap organisasi/kelompok memiliki sebuah blog perlu untuk diperhatikan. Bukan hanya organisasi, bahkan seharusnya setiap orang memilikinya. Kalau hal ini bisa diwujudkan, niscaya suatu saat nanti blogger akan muncul sebagai people power yang cukup diperhitungkan.

Tulisan di atas hanya sebuah contoh kecil, bagaimana saya menyemangati diri untuk produktif dalam mengelola blog. Saat ”bertamasya” ke berbagai blog yang lain, timbul rasa cemburu dan penyesalan dalam diri saya, mengapa tidak dari dulu serius dalam mengelola blog. Banyak juga blog bermutu, mendapatkan banyak komentar, dan penampilan halaman yang mengesankan. Hal yang terakhir ini semakin membuat saya termotivasi, untuk tidak lagi membiarkan blog saya terbengkalai. (*)

Ditulis oleh: Kahar S. Cahyono
Penulis/Citizen Journalism dan Praktisi Ketenagakerjaan

Artikel ini diikutsertakan dalam kontes menulis yang diadakan oleh Indonesia Menulis yang diSponsori oleh:
01. Sawa Sanganam
02. Mbak Diah
03. Bujang Rimbo
04. Ahmad Sofwan
05. WP Template Gratis
06. Khairuddin Syah
07. Reseller Indobilling
08. Ardy Pratama
09. Hangga Nuarta
10. Abdul Cholik
11. Herman Yudiono
12. Aldy M Aripin

11 pemikiran pada “Blogger Perlu Memiliki Visi dan Misi

  1. Dhimas Kahar…,
    Apa yang sampeyan sampaikan sudah benar.. Banyak kok manfaat dari Blog kita. Meskipun kadang kita tidak tahu siapa2 yang membaca Blog kita, tapi setidaknya kita ada niat baik untuk berbagi ya to?

    Membuat Blog juga belum tentu tidak membuahkan hasil. Seperti Blog ku misalnya, aku ada masukin cerita tentang ekspor meskipun masih sepenggal, tapi alhamdulillah lumayan banyak yang menghubungiku baik lewat komentar, atau lewat email, bahkan ada yang menelponku langsung. Dan sampeyan tahu apa ujung-ujungnya…, mereka minta jasaku.. itu yang akhirnya menghasilkan duit… untuk jerih payah kita.. Sampeyan aku tahu bagaimana rasanya… bahagia sekali, seandainya apa yang kita punya, ternyata banyak yang ingin mencari tahu..

    Ok, selamat berjuang ya… dan sampeyan harus bersyukur mendapat istri yang selalu mendukung..

    Salam hangat,
    Maria

    1. Semoga mbak Maria dalam keadaan sehat;

      Beberapa saat lalu aku berkunjung ke blog sampeyan. Habisnya baru tahu sih. Ternyata sudah dibangun sejak April 2009, senior memang selalu lebih duluan. hehe…

      Bicara tentang blog, saya memang harus banyak belajar. Terutama bagaimana membuat agar “rumah maya” kita menjadi semakin berkarakter. Satu hal, terima kasih atas dukungan dan nasehat-nasehatnya…*)

  2. “terima kasih bro karna bisa menjadi sumber inspirasi bagi saya jg. tetap menulis, menulis dengan hati tak peduli tulisan itu bagus atau tidak, tidak usah dipikirkan apakah akan menjadi tulisan cerdas atau yg mencerdaskan. waktu yg akan membuat kita tahu. bravo”

  3. Saya sepakat dengan mbak Maria. Tidak ada yang sia-sia bila kita mengerjakan segala sesuatu dengan cinta. Saya sendiri masih tergolong baru dalam mengelola sebuah blog, mudah-mudahan ini memotivasi saya untuk terus belajar. Semoga sukses untukmu… *)

  4. Saya setuju, ngeblog memang harus punya tujuan jelas. Mau sekedar curhat, cari uang atau memberikan informasi dan lain sebagainya.

    Hanya saja mungkin ada beberapa kendala kenapa orang jarang atau malas mengupdate blog mereka. Salah satu di antaranya adalah koneksi internet. Banyak bloger hanya mengandalkan internet dari falisatas perusahaan selebihnya bagi mereka yang tidak memiliki koneksi internet di rumah akan cenderung malas-malasan mengupdate.

    Satu lagi..Memperjuangkan kehidupan buruh lewat blog juga misi & visi yang bagus, karena belum banyak juga melakukanya. Semoga lewat media blog makin banyak orang yang melek akan keadaan dan masalah ketenagakerjaan yg terjadi di negeri kita.

  5. Saya sepakat dengan analisa Bung Herfin. Biaya penggunaan internet memang masing menjadi kendala, terutama bagi kalangan ekonomi lemah. Belum lagi, saat ini, tidak sedikit juga yang masih belum melek teknologi. Namun begitu, dengan semakin meningkatnya pengguna internet, kita berharap akan semakin banyak blogger yang produktif dan kelak menjadi penulis handal.

    Oh ya bung, diskusi tentang gerakan blogger untuk memperjuangkan nasib buruh sepertinya penting untuk dikampanyekan. Beberapa kawan di Facebook sudah ada yang memulai, meski belum optimal.

    Bagaimana, bung punya ide?

  6. mksih mas ats artikelnya, smoga sy termotivasi untuk bs menulis, karena saat ini sy bingung untuk menulis harus dimulai dari mana, apa yg harus sy tulis, dsb yg membuat sy mlz untuk menulis. saat ini sy sdh pnya blog nmun tdk ada tlisan sy pling hanya copas saja, bingug apa yg harus sy tulis didalamnya…

    mohn masukannya..

  7. Mas Bedu yang sedang bingung;

    Jangan khawatir, itu pertanda bahwa mas Bedu memiliki sesuatu untuk ditulis. Minimal menulis tentang kebingungan kita saat hendak menulis. Iya kan? Nah, nasehatnya sebenarnya sederhana. Tulislah apapun yang ingin kita tulis. Biarkan jari-jari kita leluasa memencet tuts-tuts keyboard, dan jangan halangi ia untuk menumpahkan semua yang kita rasa…*)

    Bicara soal blog, justru saya masih terbilang awam. Boleh dikatakan sebagai pemula. Dalam hal ini, saya justru ingin banyak belajar kepada mas Bedu. Apalagi saya mengenal sampeyan sebagai orang yang jago dalam soal desain dan lay out.

  8. Terima kasih mas kahar. artikel ini sangat berharga bagi saya. Benar-benar membuka pemahaman saya, bahwa blog juga bisa dimanfaatkan untuk merefleksikan pikiran dan ide-ide kita.

  9. Benar. Menulis adalah sebuah senjata. Ia bisa kita gunakan untuk menyerang dan mengalahkan. Dalam era informasi seperti ini, sebuah blog juga menjadi sarana penting untuk mempublikasikan tulisan.

Tinggalkan komentar