Setelah beberapa waktu lalu saya menyoroti tentang pengangguran di Serang dan Cilegon, tiba-tiba datang sebuah data yang menghentak. Jumlah angka pengangguran di Banten, merupakan yang tertinggi se-Indonesia. Ini, tentu saja, sebuah ironi bagi provinsi yang mendeklarasikan dirinya sebagai gerbang investasi.
“Ada investasi saja masih banyak yang nganggur, apalagi jika tidak ada?” Sebuah pembenaran yang seringkali dilontarkan. Pernyataan ini, sekilas benar. Namun sesungguhnya, akar permasalahannya bukan disitu. Masalahnya adalah, angka-angka itu hanya menjadi menara pertumbuhan ekonomi bagi perusahaan-perusahaan besar. Sementara sektor informal, yang menjadi tumpuan perekonomian rakyat, selalu berada di bawah alas kaki. Baca lebih lanjut