Pastikan Anda Menjadi Bagian dari Perubahan

Besok kita memasuki lembaran ke-28 di bulan Oktober. Hari bersejarah. Hari dimana ketika puluhan tahun yang silam, pemuda Indonesia mengucapkan sumpahnya yang paling fenomenal. Sumpah Pemuda.

Besok, di tanggal dan bulan yang sama ketika sumpah pemuda itu diikrarkan, bangsa ini akan kembali mencatatkan sejarahnya. Kali ini tentang jaminan sosial, atau bahkan, tidak sama sekali.

Besok adalah pembuktian, apakah para pemimpin negeri ini masih memiliki nurani dan rasa cinta kepada rakyatnya.

Apakah dinamakan cinta, jika kita membiarkan orang-orang yang (katanya) kita cintai saat sakit terkapar tanpa pengobatan yang memadai karena tidak memiliki jaminan kesehatan?

Apakah dinamakan cinta, jika kita membiarkan orang-orang yang (katanya) kita cintai hidup menderita di usia senja karena sudah tidak mampu lagi bekerja dan tak memiliki jaminan pensiun?

Dan itulah yang terjadi dengan negeri ini. Pembiaran demi pembiaran terhadap berbagai permasalahan sosial terus terjadi. Kendati Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memvonis Presiden, Ketua DPR RI, dan 8 Menteri terkait bersalah karena tidak menjalankan Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, mereka tidak bergeming.

Dan jika pun mereka mengaku peduli, itu hanyalah sekedar basa-basi.

Besok adalah pembuktian. Bagi Pemerintah, adalah pembuktian bahwa janji manis untuk berpihak dan mensejahterakan rakyat bukan sekedar pepesan kosong. Sedangkan bagi organisaisi/lembaga yang mendukung, besok adalah pembuktian bahwa dukungan mereka bukan sekedar basa-basi.

Puluhan ribu orang dipastikan hadir untuk menyambut lahirnya UU BPJS, yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya sejak sekian tahun yang lalu.

BPJS adalah pembeda. Yang membelah kedalam dua bagian, kita dan mereka. Yang kemudian, secara kasat mata kita bisa melihat, mana kelompok yang hanya mementingkan ambisi dan kepentingan pribadinya, dan mana kelompok yang mementingkan kemaslahatan bersama.

Ketika menulis catatan ini, saya mendapat kabar kawan-kawan sedang dan terus memperjuangkan ganti hari dan atau cuti massal agar bisa optimal datang ke Jakarta. Mereka yang sift 3 juga terus diorganisir. Demi jaminan sosial, besok pagi, mereka rela untuk tidak pulang ke rumah. Rasa lelah setelah semalaman bekerja, tidak sebanding dengan rasa sakit saat harus menyaksikan banyak orang mati dalam himpitan kemiskinan.

“Orang tua saya sedang sakit. Tapi besok saya pastikan untuk tetap ikut aksi mendukung BPJS. Jika nanti berhasil, keberhasilan itu akan saya persembahkan untuk orang tua yang saat ini tengah dirawat…,” kalimat ini selalu saya ingat. Dari seorang kawan, beberapa hari yang lalu.

Sampai bertemu di jalanan Ibu Kota….

Tinggalkan komentar